A : “Apakah kamu senang dengan persembahan yang kamu kasih
ke Tuhan ?”
B: “ah, uang segini sih gak ada artinya untuk Tuhan,
lagipula bukan uang kan yang dicari oleh Tuhan”
A: “persis.. benar itu bukan uang yang dicari oleh Tuhan,
Tuhan mau kamu mempersembahkan hidupmu”
B: “kalau soal hidup, hidupku gak pantas untuk
dipersembahkan kepada Tuhan, Tuhan juga tahu kalau aku sebagai manusia tidak
akan pernah pantas mempersembahkan hidupku ini”
A: “itu memang benar, tapi apakah kamu bangga dan berani
bicara pada Tuhan : Tuhan ini adalah yang usahaku yang terbaik didalam hidupku,
aku tahu bahwa hidupku tidak sempurna tapi ini adalah usahaku yang terbaik dan
dengan bangga dan sukacita aku persembahkan kepadaMu”
B:” Aku belum berani
untuk bicara seperti itu ke Tuhan”
Dan suasana hatiku pun hening … ada sedikit penyesalan
didalam hati, namun hati gw gak berhenti disana, gw mulai menerawang dan
mencari – cari sebetulnya persembahan seperti apa yang dicari oleh Tuhan :
Kita tahu kisah persembahan janda miskin yang memberikan 2
peser, 2 peser secara angka mata uang tidak ada artinya sangat kecil namun bagi
janda miskin tersebut itu adalah segenap nafkahnya untuk hari itu, dan Tuhan
berkenan atas persembahan janda miskin tersebut.
Inti dari cerita janda miskin bukan berarti kita harus
mempersembahkan segenap nafkah kita, inti dari cerita janda miskin adalah kita
perlu mempersembahkan kepada Tuhan yang terbaik, terbaik dari segala kehidupan
kita, karena persembahan yang sejati adalah hidup kita kepada Tuhan
Rm. 12:1Karena
itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang
berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Lalu persembahan seperti apa yang berkenan dimata Tuhan, di
pagi ini Tuhan membukakan mata gw atas 2 hal yang menjadikan persembahan
berkenan di mata Tuhan
Persembahan yang
berkenan kepada Tuhan adalah persembahan yang ikhlas, sukarela dan dengan
sukacita :
1Taw. 29:17Aku
tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada
keikhlasan, maka akupun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela dan tulus
ikhlas. Dan sekarang, umat-Mu yang hadir di sini telah kulihat memberikan
persembahan sukarela kepada-Mu dengan sukacita.
Sering kali ketika kita menjalani hidup kita, kita
bersungut-sungut pada saat kita harus menempuh jalan yang benar dan tidak bisa
mengkuti jalan dunia ini, misalnya ketika kita tidak nyontek pada saat yg lain
nyontek dan kita pun bersungut-sungut, atau kita melayani di gereja dengan
bersungut-sungut dan setelah melayani kita merasa bahwa kita sudah melayani
Tuhan dengan baik, ayat di 1taw 29:17 mengatakan bahwa persembahan kita tidak
boleh bersungut2 harus dengan ikhlas, sukarela dan sukacita.
Hidup kita tidak bisa sempurna, kitapun bukan orang benar,
namun atas dasar kasih Tuhan saja kita dibenarkan (tidak benar tapi dianggap
benar) dan disempurnakan (tidak sempurna tapi dianggap sempurna) oleh Tuhan dan
atas dasar kasih Tuhanpun persembahan kita yang tidak akan pernah bisa sempurna
itu akan disempurnakan oleh Tuhan hanya bila kita mempersembahkan kepada Tuhan
dengan sukarela, tulus iklhas dan dengan sukacita
Wahyu 2:1"Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di
Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan
kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.2:2Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu
maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap
orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya
rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati
mereka pendusta.2:3Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena
nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.2:4Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau
telah meninggalkan kasihmu yang semula.
Kitab Wahyu ditujukan kepada jemaat Efesus dan jemaat ini
bukanlah sembarang jemaat, didalam ayat 2 terlihat bahwa jemaat ini adalah
jemaat yang sangat tekun dan sangat pandai (mencobai mereka yang menyebut diri
rasul), sabar menderita dan tidak mengenal lelah – namun semua jerih payah
jemaat di efesus di cela oleh Tuhan, Karena jemaat efesus telah meninggalkan
kasih mula-mula.
Kitapun mungkin ada didalam kondisi jemaat efesus kita rajin
berdoa, saat teduh, ikut pendalaman iman, kita tanpa mengenal lelah ikut
berbagai kegiatan dan kepanitiaan didalam gereja, kita mematuhi semua
peraturan, kita rajin bekerja/belajar dimanapun Tuhan telah tempatkan kita,
namun semua jerih payah kita tersebut tidak diterima oleh Tuhan, karena Tuhan
tidak melihat ada kasih kita kepada Tuhan didalam segenap usaha kita, semua itu
kita lakukan dengan mengatas namakan Tuhan namun tidak dengan kasih Tuhan, dan
Tuhanpun tidak menerima jerih payah kita.
Kita memang diharuskan untuk berjuang keras didalam menjadi
terang didunia ini, kita perlu menunjukkan integritas dan prestasi kita didunia
ini agar semua orang tahu bahwa Yesus-lah yang menjadi pendorong didalam hidup
kita,namun didalam perjuangan kita jangan sekali-kali kita melupakan kasih
Tuhan, bukan doa dan baca Alkitab setiap pagi yang penting,bukan menghafal
ayat-ayat,atau mendapat nilai bagus atau gak melanggar hukum yang penting
dimata Tuhan, yang penting adalah relasi kita dengan Tuhan, hati kita bicara
dengan hati Tuhan, hati kita menyatu dengan hati Tuhan yang pada akhirnya
tercermin pada tindakan kita.
Semua berawal dari motivasi hati lalu tercermin pada
tindakan kita bukan sebaliknya, jangan focus pada tindakan-tindakan kita lalu
kita mengclaim bahwa kita telah melayani Tuhan, mulai dari hati, mulai dari
motivasi
Di pagi ini Tuhan telah berbicara kepada kita semua, untuk
mempersembahkan hidup kita sebagai ibadah yang sejati, hidup yang tidak hanya
focus pada tindakan-tindakan kita tapi juga focus pada hati kita dan hubungan
hati kita dengan hati Tuhan.
Sebuah “instruksi” yang sangat berat telah Kau nyatakan pada
kami Tuhan, kami percaya bahwa Engkau akan mendampingi, mengajar dan
memperlengkapi kami manusia yang tidak sempurna ini agar kami bisa memenuhi
“instruksi” mu dan Engkau berkenan terhadap persembahan hidup kami.