Senin, 05 September 2011

Tanda – tanda kita diberkati Tuhan


Untuk yang hidup di kota besar seperti Jakarta, pasti merasakan betapa besarnya tekanan persaingan dan juga betapa besarnya tekanan untuk menjadi sukses, tekanan di pekerjaan, ada juga tekanan dari pergaulan.

Dan didalam pergaulan kita, sering kita merasakan tekanan-tekanan yang tidak terlihat,pada saat kita berkumpul bersama teman-teman kita, kita pasti pernah bercerita mengenai keberhasilan kita dan juga keberhasilan teman kita, dan terkadang tercetus kata – kata “dia diberkati dengan melimpah” biasanya teman kita yang mendapat gelar “dia yang diberkati dengan melimpah” adalah teman kita yang punya penghasilan besar, mobil baru, HP baru, pacar cantik,posisi kerja yang bagus dan banyak hal yang pada umumnya bersifat materi.

Jadi apakah keberhasilan secara materi adalah tanda seseorang diberkati oleh Tuhan, apalagi dengan gencarnya Teologia Sukses yang sangat menekankan pada kenyamanan hidup materi dan kesehatan.
Pada pagi ini ketika saya sarapan bersama dengan Tuhan, pertanyaan ini yang tercetus dibenak saya, dan dalam hati sayapun terdengar suara “ingat kisah Yusuf?”

Kisah Yusuf menjawab seluruh pertanyaan saya pagi ini.
Yusuf adalah orang yang diberkati Tuhan, Yusuf menolong 1 keluarganya yang pada akhirnya menolong 1 bangsa besar dari kelaparan, namun bagaimanakah kisah perjalanan Yusuf ?
Coba kita membayangkan diri kita sebagai Yusuf, bagaimana perasaan kita pada saat :

1.       Kita dijanjikan bahwa suatu saat nanti kita akan mejadi seorang yang besar, namun..
2.       Bukannya perjalanan hidup kita membaik, kita malah mau dibunuh oleh saudara kita
3.       Setelah gak jadi mau dibunuh kita dijual sebagai budak
4.       Menjadi budak tampak sebagai hal yang sudah sangat buruk ! dengan sedikit sekali kemungkinan untuk menjadi orang bebas, setelah menjadi budak kita difitnah !
5.       Kita menjadi Budak yang difitnah dan dimasukkan ke penjara
6.       Yusuf membantu seorang tahanan di penjara dan bukannya tahanan tersebut berterima kasih tahanan tersebut malah melupakan Yusuf selama 2 tahun 

Berhenti sampai disini bagaimana perjalanan Yusuf  ? karirnya makin terperosok kedalam, apakah disini kita bisa berkata bahwa Yusuf tidak diberkati oleh Tuhan ? Alkitab malah berkata “semua yang dikerjakan Yusuf berhasil karena Tuhan beserta Yusuf” berarti Tuhan memberkati Yusuf, Tuhan memberkati Yusuf sang budak yang difitnah dan dimasukkan kedalam penjara tanpa ada kesempatan untuk dibebaskan, lagipula kalo bebas dari penjara status Yusuf masih seorang budak, masa depan apa yang dimiliki oleh seorang Budak ? Yusuf membantu seorang tahanan hingga kembali bekerja di istana raja dan bukannya Yusuf ditolong malah Yusuf dilupakan selama 2 Tahun ? Apakah selama ini Tuhan tidak ada bersama Yusuf ?

Hingga akhirnya Yusuf menjadi seorang Perdana Menteri, perjalanan Yusuf menjadi perdana menteri pun tidak melalui sebuah anak tangga karir yang bertahap tetapi langsung instant naik.
Ketika kita  melihat Yusuf dari seorang narapidana budak dan tiba-tiba jadi perdana menteri baru kita bisa bersama-sama bilang Tuhan beserta Yusuf, lalu ketika Yusuf dari anak saudagar kaya jadi narapidana budak yang terlupakan apakah kita juga bilang bahwa Tuhan beserta Yusuf ?
Kisah Yusuf mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu memberkati kita dengan berlimpah, baik dalam kondisi buruk maupun senang ataupun kondisi luar biasa baik, Tuhan selalu setia memberkati kita, kitalah yang kurang percaya kepada Tuhan dan mulai bersungut-sungut, kitalah yang sering kurang ajar dengan Tuhan.

Belajar dari Kisah Yusuf, Tuhan selalu memberkati kita dengan berlimpah, kondisi materi dan fisik yang buruk bukan tanda bahwa Tuhan jauh dari kita, kondisi materi dan fisik yang berlimpah itupun bukan tanda bahwa Tuhan memberkati kita, Tuhan memberkati kita dengan senantiasa, jangan melihat dengan mata manusia kita, mata manusia kita terbatas sementara berkat dan kasih Tuhan tidak terbatas
Ingat kisah Yusuf ketika  kita merasa susah dan duka, Tuhan selalu memberkati kita dengan berlimpah, karena kitalah anak-anak-Nya kitalah biji mata-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar